Semua orang ingin memiliki pengetahuan, pendidikan dan ilmu. Sekolah atau berpendidikan merupakan salah satu kuncinya. Mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya merupakan salah satu harapan manusia. Walaupun banyak yang menghalangi untuk menggapai cita-citanya. Seperti halnya mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi merupakan sebagai batu pijakan untuk meraih cita-cita mereka dan memperoleh pendidikan yang tinggi. Tentunya menjadikan manusia yang berpendidikan dan berkualitas.
Adanya beasiswa merupakan salah satu tonggak pendukung kegiatan pendidikan. Tidak semua orang dapat merasakan pendidikan yang tinggi, yaitu mencapai tingkat perguruan tinggi. Lebih tepatnya bagi orang-orang yang tidak mampu membiayai untuk sekolah atau berpendidikan. Oleh karena itu, adanya beasiswa mengubah anggapan tersebut bahwa tidak semua orang dapat berpendidikan di perguruan tinggi. Atau hanya Mahasiswa-mahasiswa yang tergolong mampu saja. Artinya semua orang pun dapat menggapai cita-citanya tanpa pandang keadaan (mampu atau tidak mampu).
Beasiswa bertujuan untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa atau pelajar untuk berpendidikan. Yang menjadi pertanyaan ialah siapa yang pantas mendapatkan beasiswa,? Apakah semua mahasiswa? Atau ada syarat-syarat tertentu untuk mendapatkan beasiswa?. Beasiswa umumnya diperuntukkan untuk mahasiswa atau pelajar yang tidak mampu. Tetapi apakah orang mampu dapat menerima beasiswa?. Yang terjadi sekarang ialah semua kalangan dapat menerima beasiswa. Entah bagaimana caranya?. Biasanya beasiswa diberikan ketika mahasiswa atau pelajar merekomendasikan untuk mendapatkan beasiswa. Dan beralasan tidak mampu.
Selain itu, masih terbingung ketika adanya syarat akan perekomendasian beasiswa, yaitu Berprestasi dan tidak mampu, tidak mampu saja, atau berprestasi saja. Beasiswa sebenarnya lebih memprioritaskan yang mana, prestasi atau tidak mampu?.
Ada beberapa Donasi yang menawarkan beasiswa dengan 2 golongan yaitu tidak mampu dan berprestasi. Itu lebih baik ketika memang pembedaan golongan itu lebih jelas. Sehingga setidaknya beasiswa akan tepat sasaran.
Keprihatinan Sangat terasa ketika beasiswa yang ada, didapatkan oleh mahasiswa atau relajar yang MAMPU. Bagaimana ini bisa terjadi?. Sederhananya ialah keegoisan seseorang akan mendapatkan sesuatu tanpa memikirakan orang lain. Bagi yang pelajar yang mampu umumnya sekedar mencoba-coba dan yang terjadi ialah mereka mendapatkan beasiswa itu. Pastinya daya guna beasiswa untuk mahasiswa yang mampu Sangat kurang, kemudian yang terjadi ialah penyalahgunaan beasiswa dari mahasiswa atau pelajar. Ini merupakan salah satu keprihatinan. Isu yang terdengar ialah ketika mahasiwa atau pelajar yang mampu menggunakan dana beasiswanya untuk keperluan pribadinya, bukan untuk keperluan pendidikannya.
Orang yang tidak mampu untuk berpendidikan memang harus dibantu. Kalau tadi orang yang mampu tidak profesional dan menyalahgunaan dana. Bagaimana dengan mahasiswa atau pelajar yang tidak mampu?. Menurut saya ada beberapa golongan yang membagi : pertama, orang yang tidak mampu tetapi memiliki motivasi yang tinggi untuk berpendidikan. Pelajar seperti inilah yang sebenarnya harus dibantu. Karena merekalah generasi penerus bangsa yang siap menjadi pemimpin. Mereka siap untuk berjuang karena mereka memiliki semangat dan motivasi tinggi. Paling tidak merekalah yang pantas mendapatkan beasiswa.
Kedua, orang yang tidak mampu tetapi tidak memiliki motivasi tinggi untuk belajar. Pelajar yang seperti ini biasanya belajar atau bersekolah karena terpaksa, entah karena dipaksa oleh orang tua, ataupun intervensi dari luar. Mahasiswa dan pelajar yang seperti ini yang kurang baik, mereka tidak pernah memikirkan bagaimana orang tua mereka bersusah payah membiayai pendidikan mereka agar mereka menjadi “seseorang”. Mereka hanya memikirkan keegoisan dirinya sendiri dan tidak pernah memikirkan keadaan orang lain. Paling tidak pelajar seperti ini tidak harus dihindari melainkan diberikan persuasif untuk berubah dan belajar dengan sungguh-sungguh.
No comments:
Post a Comment